Thursday, January 15, 2009

Hidup ke Mati?

Setiap hari kita bernafas, jantung kita mengepam darah, mata kita melihat, telinga kita mendengar, deria kita merasa....saintifiknya, ini bukti kita hidup. Apabila nafas mula terhenti, jantung tak lagi berfungsi, ada mata tapi x dapat melihat, ada telinga tapi sudah tidak dapat mendengar, ada deria tapi sudah tidak dapat merasa...ini pula bukti saintifik kematian. Benarkah begitu?
 

Biarkan persoalan ini berlegar di kepala...ahhh!!!sudah tentu benar!yang hidup sudah tentu hidup!pening...

Walaupun sedikit susah hendak diakui, tapi ketahuilah walaupun saintifiknya kita hidup, kita juga bisa mati....analoginya mudah, makan untuk mengisi kelaparan tapi apabila makan tidak mengisi kelaparan, samalah seperti tidak makan! Begitu juga hidup, untuk mengisi amalan...tapi jika amalan tika hidup tidak terisi samalah seperti tidak hidup(mati)!! masih pening? inilah mantiq...:)

Hal ini jelas dalam hadis riwayat al-Bukhari:
مثل الّذي يذكر ربه و الّذي لا يذكر ربّه مثل الحيّ و الميّت
Mafhumnya, perumpamaan orang yang mengingat Tuhannya dan yang tidak mengingat Tuhannnya bagaikan perumpamaan yang hidup dan yang mati.

Inilah dia perbedaan yang jauh antara yang mengingat Allah dan yang tidak mengingat Allah. 
Apa yang jauhnya? Sudah banyak orang yang hidup menjadi jenazah...jenazah tidak bisa melihat walau memiliki mata, tidak bisa mendengar walau memiliki telinga, tidak bisa berbicara walau mempunyai lidah, jasad masih sempurna tapi tidak bisa bergerak...tapi sang jenazah ketika hidupnya bisa melihat, bisa mendengar, bisa berbicara, bisa bergerak dan berbuat...begini jauh perbedaan yang hidup dan yang mati. 

Samalah juga yang mengingat Allah dan yang tidak mengingat Allah..amat jauh perbedaannya...betapa tidak berdayanya orang yang tidak mau dzikrullah, betapa tidak bisa berbuat apa-apanya dan betapa tidak berguna apa-apa yang mereka perbuat, jika mereka tidak mengingat Allah dan tidak berdzikir kepada Allah, dibawa kesana ikut, dibawa kesini ikut, dilempar kejurang ikut, dibakar ia sudah tidak bisa berbuat apa-apa, demikian keadaannya, namun orang yang hidup, ia bisa bicara, bisa mendengar, bisa melihat, mempunyai kekuatan, kekuatan Ilaahi tentunya, kekuatan dzikir, kekuatan lafzhul-jalaalah, kekuatan yang menundukkan seluruh kekuatan.

Konklusinya...aku mengajak diriku terutamanya, tidak ketinggalan rakan taulan agar menghidupkan hidup...menghidupkan jiwa...menukar ketidakberdayaan diri dihanyutkan arus nafsu kepada keberdayaan...mengisi jiwa dengan zikrullah..mengikis noda gelap di hati agar bisa bersinar menerangi kehidupan yang menghijab... kerana yang hidup bisa mengawal yang mati...jiwa kuffar itu mati, dan bisa mengawalnya jiwa keimanan yang hidup...tidak bisa hati yang mati mengalahkan tipu daya kuffar.



Waallahu A'lam.

No comments: